Coba Lihat Ke belakang - SMP Edu Global Bandung - Integrated Cambridge School

Welcome to

SMP Edu Global Bandung

Smart | Righteous | Talented

Coba Lihat Ke belakang

      

 Di suatu hari yang cerah ada seorang remaja SMA berkisar usia 17 tahun yang cukup tinggi, dengan rambut yang lumayan panjang berwarna hitam, badannya kurus tetapi kekar. Meskipun badannya kekar remaja ini cukup paranoid dengan hal-hal yang berbau mistis karena ia  terlalu banyak menonton film horor. Dan ia  memiliki ketakutan terbesar yaitu melihat kebelakang pada malam hari ataupun pada saat  suasana mencekam karena kebanyakan menonton film horor. Walaupun ia  sering paranoid, tetapi ia  tetap hobi menonton film horor. Hampir tiap malam ia  menghabiskan waktu di kosannya untuk menonton berbagai film horor. 


Pada suatu malam, saat ia  selesai menonton film horor ia  berpikir  “Kalau film itu dari kisah nyata gimana kejadiannya ya?” Setelah itu, ia  mengantuk dan tertidur tetapi, tak nyenyak dan gelisah. Lalu, ia terbangun pada pukul 03.00 malam kebetulan ia  tidur di hari Rabu dan pada pukul 03:00 malam itu sudah memasuki hari Kamis. Pada saat ia  terbangun ia merasa sangat haus dan turun ke bawah untuk mengambil segelas air. Lalu, ia  masuk ke ruang makan dan menyalakan lampu, mengambil gelas kosong yang berada di rak lalu diisi penuh di dispenser dengan suhu dingin dan  meminumnya hingga habis. Saat ia  selesai minum, ia  masih merasakan kantuk yang luar biasa namun pada saat ia naik ke atas, ia merasakan hal aneh. Ia berpikir “Kayaknya ada hal yang janggal,” lalu ia  teringat dengan film tontonannya, sontak ia  merasa cemas, takut dan ia  mengeluarkan keringat dingin yang sangat banyak.


Lalu, ia  lari terbirit-birit ke dalam kamarnya dengan napas yang terengah-engah. Pada saat itu, ia  merasakan ketakutan sangat amat mendalam. Setelah kejadian itu, ia langsung melupakannya dan mencoba kembali tidur dengan menggunakan sarung untuk menutupi kakinya yang terasa dingin. Di posisi tidur itu ia  menghadap tembok dan ia menyadari bahwa posisinya itu sedikit membuatnya takut karena ia  tahu, ia  tidak bisa melihat apa yang ada di belakangnya.


 Pikirannya menjadi kacau, takut sesuatu akan menghampirinya dari belakang. Ia merasakan ketakutan yang sama dengan kejadian sebelumnya bahkan lebih seram. Jantungnya berdebar kencang, bajunya basah karena keringat, dan pikirannya semakin kacau karena itu. Ia mencoba berdoa kepada Tuhan yang dipercayainya dan pelan-pelan melihat ke belakang, ia menghela napasnya menyadari bahwa tidak ada apa-apa di belakangnya.


Ia  mencoba untuk menenangkan dirinya dan melupakan apa yang baru saja terjadi, dan akhirnya tertidur lelap. Beruntung keesokan harinya adalah hari libur, namun sepertinya hari besok akan menjadi hari yang panjang karena sesuatu yang besar  akan terjadi. 


 Keesokan harinya ia terbangun dari tidurnya sambil mengingat  kejadian tadi malam. “Apa yang tadi malam aku alami? Ah palingan hanya mimpi,” katanya. Setelah itu, ia mencuci mukanya pada saat ia mencuci mukanya iya tersadar bahwa kejadian  tadi malam bukanlah mimpi karena ia melihat bercak keringatnya di sprei tempat tidurnya namun ia berusaha menepis pikiran itu dan bergegas untuk mandi. 


Pada saat ia selesai mandi dan berpakaian, ia merasakan hal yang janggal di kosannya seperti ada sesuatu yang menunggu kosan ini padahal saat itu tidak ada penghuni kamar kosan lain mungkin sedang berpergian. Ia menjadi penasaran dan menelusuri kawasan kosannya serta mencari informasi seputar kosannya. ia  berkeliling dan ternyata ia  menemukan sebuah ruangan tua dengan atmosfer yang sangat menyeramkan dan suasana yang mencekam. ia  memasuki ruangan itu karena rasa penasarannya, setelah ia  berada di alam ternyata ruangan itu hanyalah sebuah sebuah ruangan kosong dengan banyak debu. Tiba-tiba pintu ruangan tua itu tertutup sendiri dengan kencang,ia pun menoleh kebelakang dan melihat banyak boneka manekin seukuran manusia dewasa, tidak memakai pakaian, dan berwajah cukup seram di sekelilingnya. Saat itu ia  merasakan seolah-olah boneka itu melihat dirinya, dan pelan-pelan mendekatinya. Bulu kuduknya berdiri dan ia  berkeringat sangat banyak. Lama-lama ia  pun menyadari bahwa sebenarnya boneka itu benar-benar mendekatinya. ia  merasakan kepanikan yang sangat luar biasa, dan ia  berlari sekencang yang ia  bisa untuk keluar dari ruangan tua itu. 


ia  membuka pintu yang sama tempat ia  masuk, namun saat ia  membuka pintunya ia  menyadari bahwa ia  sudah tidak berada di kosannya lagi.Tapi ia  berada di sebuah rumah kosong yang cukup besar, dan seperti habis terbakar. Rumah itu memiliki 2 jendela dengan kaca yang pecah dan sofa yang sudah rusak, Temboknya berwarna putih,atap nya berwarna hitam,lantainya hangus akibat terbakar, dan memiliki bau yang menyengat.


ia  memandang ke sekeliling rumah itu sambil mencoba memahami situasi yang sedang ia laminya. Perlahan ia mulai mengingat bahwa  ini adalah rumah yang sama persis dengan rumah yang ada di film horor yang sebelumnya ia  tonton. ia  mulai merasakan ketakutan yang mendalam untuk kesekian-kalinya di hari itu, dadanya berdebar kencang dan mukanya mulai pucat pasi. ia  ingin segera keluar dari rumah itu dan kembali ke kosannya, lalu perlahan ia  mendengar suara bisikan yang berulang kali mengatakan “coba lihat kebelakang”. Pada saat ia melihat kebelakang ia  melihat boneka manekin yang sama dengan yang ia  temukan di ruangan tua tadi. Boneka itu berjalan semakin lama semakin mendekatinya. ia  mencoba untuk berlari ke ruangan lain yang ia  temukan, dan mencoba melawan dengan melempar puing-puing bangunan, memukulnya dengan serpihan kayu, namun cara itu tidak ada yang berhasil. Sebetulnya ia sempat berteriak meminta tolong namun cara ini tidak akan berhasil. Upayanya sia-sia ia  pun berpasrah dengan keadaan yang terjadi. Boneka itu kini telah ada di hadapannya, dan boneka itu mencekik ia  hingga meninggal.



Remaja itu ingin berlari namun tidak ada jalan keluar untuknya, lalu manekin itu  mencekik remaja itu hingga meninggal. Setelah kejadian itu ternyata ia  hanya bermimpi, ia  merasakan apa yang ia  pertanyakan. Keesokan harinya polisi dan dokter menemukan dan menyatakan dirinya telah  meninggal di ranjangnya. Tidak ada yang tau penyebabnya sampai 1 bulan kemudian. Keluarganya, kerabatnya, semua orang terdekat mencoba untuk  menghubunginya.  Akhirnya ditemukan alasannya  orang itu dinyatakan meninggal karena stress akibat ketakutan terbesarnya dimana ia  takut melihat kebelakang saat malam hari.





Author: Alceo Rafisqy Argana Kunrat - 7A National +
Please write your comments

Join EGS to become a great future leader. Now!